Rusia dan Cina akan mengembangkan rencana untuk mengurangi biaya transit kereta api

Surat kabar Kommersant menulis tentang diskusi yang diadakan di Kementerian Ekonomi dan Keuangan Rusia, dan mengatakan bahwa Rusia dan China secara serius mengembangkan rute kereta api untuk mengoptimalkan ekspor barang. Kemitraan strategis dalam arah ini akan sangat menguntungkan untuk ekspor barang, kata Grigory Miryakov, seorang ahli di pusat analisis untuk pemerintah Rusia. Di satu sisi, kemitraan ini memberikan potensi besar: pada 2016, Cina mengimpor 1,5 kali lebih banyak daging dari Rusia, dibandingkan dengan 2015, dan ekspor ikan meningkat hampir 10%. Di sisi lain, aturan ketat yang mengatur masa transit untuk makanan. Peningkatan harga untuk transit kereta api diimbangi oleh kecepatannya yang lebih tinggi dibandingkan dengan transportasi laut.

Negara-negara bekerja untuk membuat rute antara wilayah Kaluga (Vorsino) dan provinsi Guangdong (Shilong) dan rute kereta harus terletak dari Vorsino ke perbatasan, dan kemudian akan ditransfer ke pekerja kereta api Tiongkok.

Transit laut adalah cara paling populer untuk mengirimkan produk antar negara pada saat ini, menurut para ahli. Lalu ada angkutan kereta api, dan memiliki potensi terbesar: ekspor kacang pinus, alkohol, susu, dan produk daging. Kedua belah pihak saat ini bekerja untuk mengurangi harga sewa kontainer reefer dan kontainer omnidirectional.

Tonton videonya: Pemprov DKI Jakarta Akan Bangun Kereta Trem (Mungkin 2024).